KUTA, KOMPAS.com — Harga kawasan industri di Indonesia relatif kurang bersaing dibandingkan dengan negara-negara kompetitor. Tingginya harga tersebut terutama untuk kawasan industri di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.
Demikian Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono pada lokakarya pendalaman kebijakan industri di Kuta, Bali, Jumat (14/3).
Berdasarkan data Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang (Jetro) 2012, harga lahan kawasan industri di Bekasi atau Karawang 191 dollar AS per meter. Adapun harga sewa lahan di kawasan industri tersebut 19,1 dollar AS per meter per bulan.
Sebagai perbandingan, harga lahan per meter di kawasan industri Beijing berkisar 71-87 dollar AS, Shanghai 158 dollar AS, Guangzhou 95 dollar AS, Bangkok 119 dollar AS, dan Manila 52-102 dollar AS.
Sementara itu, harga sewa lahan per meter per bulan di kawasan industri Beijing berkisar 4,75-7,12 dollar AS, Shanghai 3,56 dollar AS, Guangzhou 2,37-6,33 dollar AS, Bangkok 6,95 dollar AS, dan Manila 2-6 dollar AS.
Imam mengatakan, peran pemerintah selama ini dalam menyediakan lahan kawasan industri minim dibandingkan negara- negara lain. Pengembangan kawasan industri di Indonesia kebanyakan dilakukan oleh pihak swasta.
Imam menilai pemerintah dapat melakukan intervensi untuk menjaga harga lahan tidak terlalu tinggi dengan membangun kawasan industri. Prakarsa ini dapat dilakukan pemerintah misalnya pada kondisi ketika tidak ada minat atau kemampuan dari swasta, padahal perlu ada percepatan industrialisasi di wilayah tersebut.
Menurut Imam, terbuka upaya mencari skema lain agar harga kawasan industri baru yang akan dibuka nantinya tak terlalu tinggi. ”Misalnya, tanahnya swasta, tetapi infrastruktur disediakan pemerintah,” katanya.
Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri Kemenperin Arryanto Sagala menekankan pentingnya ada rambu-rambu sehingga harga lahan di kawasan industri wajar sesuai kemampuan investor.
Data Kemenperin yang mengacu pada hasil survei 2013 mencatat, kawasan industri di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa.
Ada 74 kawasan industri di Indonesia dengan total luas 30.038,35 hektar. Dari jumlah tersebut, 75,89 persen atau sebanyak 55 kawasan industri dengan luas 22.795,90 hektar ada di Jawa. Selanjutnya Sumatera dengan 16 kawasan industri seluas 4.493,45 hektar (14,96 persen), Sulawesi dengan 2 kawasan industri seluas 2.203 hektar (7,33 persen), dan Kalimantan satu kawasan industri seluas 546 hektar (1,82 persen).
Pemerintah mendorong konsentrasi industri ke luar Jawa. Penyebaran industri dengan proporsi 72 persen di Jawa dan 28 persen di luar Jawa pada tahun 2013 diharapkan akan bergeser. Pada tahun 2025 proporsi penyebaran industri diharapkan menjadi 60 persen di Jawa dan 40 persen luar Jawa. (CAS)
Pendapat pembaca.
Sumber artikel:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/03/15/0800030/Harga.Kawasan.Industri.di.Indonesia.Kurang.Kompetitif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar